KONDISI GEOGRAFIS
Kelurahan Kepatihan Wetan merupakan salah satu kelurahan di wilayah Kecamatan Jebres, berada pada ketinggian antara 80 – 100 m di atas permukaan laut, dengan luas wilayah adalah 22,5 Ha , dan dengan batas wilayah sebagai berikut :
Utara : Berbatasan dengan Kelurahan Tegalharjo
Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Kampungbaru
Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Kepatihan Kulon
Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Purwodingkratan dan Kelurahan Sudiroprajan
KONDISI DEMOGRAFIS
Luas Wilayah : 22,5 Ha
Jumlah Penduduk : 3.099 Jiwa
Jumlah KK : 680 KK
Jumlah RT : 18 RT
Jumlah RW : 2 RW
Perjalanan sejarah Kepatihan Wetan diawali dari Kantor Kelurahan Kepatihan Wetan, dahulu
kantor ini berlokasi dilapangan semacam alun-alun, Kepatihan merupakan pusat
pemerintahan dari sebuah keraton. didalamnya terdapat seorang patih yang bernama Raden
Adipati Sosrodiningrat IV. Ndalem Kepatihan ini memiliki alun alun kecil dengan 2 (dua) buah
gerbang baja seperti pintu penyambutan menuju gerbang utama. Tembok tinggi dan tebal
tersebut mengitari dan melindungi bangunan bangunan yang ada di ndalem kepatihan dan
dibalik benteng itu pernah berdiri megah dengan taman dan kolam berhiaskan patung buatan
eropa, disana kita bisa mengakses beberapa bangunan lainnya seperti perkantoran patih,
tempat tinggal patih dan abdi dalem keraton.
Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat tercatat sebagai patih pada tahun 1801 – 1893 yang
dianggap sebagai pendiri museum kepatihan. Disamping itu RA Sosrodiningrat juga membeli
tanah di ndalem Woeryoningrat yang kelak menjadi museum batik Danar Hadi.
Salah satu yang mencuat adalah Gerakan antiswapraja yang dipimpin oleh TAN MALAKA,
pimpinan PKI karena TAN MALAKA tidak menghendaki bentuk Feodal yang masih terjadi di
Surakarta dan bertujuan merampas tanah milik kasusunan agar dimiliki oleh pendukungnya.
Puncaknya adalah penculikan patih KRMA Sosrodiningrat pada tanggal 17 Oktober 1945
dikabarkan bahwa beliau disiksa dan dibunuh namun pihak keluarga menyatakan bahwa
beliau berhasil menyelamatkan diri dari luka infeksi yang parah dan meninggal tahun 1967
dan setelah penculikan terjadi rumah dan kantor kepatihan dibakar oleh pendukung Gerakan
anti swapraja.
Kekosongan jabatan patih kemudian didukung oleh Raden Adipati Yudonagoro malangnya
patih yang baru itu juga diculik dan dibunuh pada maret 1946 diikuti pembunuhan pejabat
lain termasuk KRMTH Wuryoningratan.
Akibat dari perbuatan kerusuhan yang terjadi di kota praja, pemerintah RI membubarkan DIS
(Daerah Istimewa Surakarta) dan menghapus kekuasaan Raja Kasunanan dan adipati
mangkunegaran mulai tanggal 15 Juli 1946 presiden No. 16/SD/1946.
Akibat kejadian diatas gerbang utama, pendopo rumah tinggal patih sudah rata dengan tanah.
Gerbang utama sudah di tempati oleh Kejaksaan Negeri Surakarta, lalu bekas rumah tinggal
patih didirikan bangunan Konservatory dan berubah menjadi SMKI kemudian saat ini
bernama SMK 8, sedangkan rumah yang tersisa yaitu ndalem Darmonegaran yang masih
keturunan dari Raden Roestopo Darmonagoro selain itu masih ada peninggalan Kepatihan
antara lain masjid Al Fatih Kepatihan, Gedokan/tempat menaruh kuda dan kereta patih, serta
2 (dua) buah gapuro lengkung masuk kepatihan.
Demikian sejarah singkat kepatihan yang selanjutnya berubah nama menjadi pemerintah
kelurahan kepatihan wetan.
PETA KEBENCANAAN
TOPOMINI / PENAMAAN KAMPUNG di LENGKAPI Keterangan RW nya
KAMPUNG |
RW |
RT |
|
|
|
KEPATIHAN |
001 |
006 |
KAUMAN |
001 |
005 |
KRADENAYON |
001 |
001 |
|
|
002 |
|
|
003 |
|
|
007 |
WIDURAN |
001 |
004 |
JOGODIKARAN |
001 |
008 |
|
|
009 |
BAKALAN |
002 |
001 |
|
|
002 |
PUSPODININGRATAN |
002 |
003 |
|
|
004 |
COKRONEGARAN |
002 |
005 |
|
|
006 |
|
|
007 |
WARUNG PELEM |
002 |
008 |
|
|
009 |
DATA STATISTIK
GAKIN / JUMLAH dan Persebaran PER RW
Jumlah GAKIN RW I : 107 KK / 330 Individu
Jumlah GAKIN RW I : 86 KK / 265 Individu
KASUS COVID-19 s/d DESEMBER 2020
Kasus Covid – 19 : 63 kasus